Suku Tionghoa identik dengan kesuksesan mereka dalam berbisnis maupun bekerja. Salah satu buktinya adalah taipan-taipan di Indonesia didominasi oleh suku Tionghoa. Bahkan, orang terkaya di Indonesia disabet oleh keluarga Hartono yang berdarah Tionghoa.
Gak cuma itu aja, kita perlu akui bahwa suku Tionghoa ulet banget buat bekerja maupun berbisnis. Bahkan, dari zaman sekolah dulu pun, kamu pasti temukan salah satu siswa berprestasi berasal dari suku Tionghoa.
Emang sih suku gak menentukan kesuksesan seseorang, melainkan emang dari dirinya sendiri. Apapun sukunya.
Namun, gak ada salahnya buat kita belajar beberapa prinsip orang Tionghoa. Beberapa di antaranya dijabarkan melalui kutipan-kutipan yang dianut oleh kebanyakan etnis Tionghoa berikut ini.
1. “Jika ingin lebih berhasil dari orang lain, kita tidak punya pilihan, kecuali bekerja dengan lebih keras dan rajin.”
Pepatah Ann Wan Seng ini mengajarkan bahwa gak ada cara lain buat jadi sukses. Kamu perlu keras keras dan rajin, bahkan daripada orang lain.
2. “Makan bubur sebelum sukses dan makan nasi setelah sukses.”
Pepatah ini mirip dengan pepatah “berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian”.
Jadi, saat belum sukses, ada baiknya kita mengerem segala keinginan walaupun itu gak enak. Toh nanti setelah sukses, kamu bisa nikmati apa yang kamu inginkan. Tentu dengan kompensasi, kamu gak perlu lagi susah-susah buat mendapatkannya.
3. “Dia yang tidak bersikap ekonomis (pada akhirnya) pasti akan menderita.”
Senada dengan pepatah sebelumnya, berdasarkan pepatah Confucius ini, hidup hemat begitu ditekankan oleh kebanyakan suku Tionghoa.
Kebanyakan suku Tionghoa lebih memilih buat belanja dengan uang cash dibandingkan kartu kredit atau cicilan. Bila uang belum cukup, mereka lebih memilih buat menunda.
Selain itu, mereka pun bahkan punya prinsip buat menyisihkan 70 persen dari penghasilan buat ditabung atau investasi. Barulah sisanya digunakan buat kebutuhan hidup. Berat ya? Tapi, gak ada salahnya dicoba.
4. “Pedagang tidak boleh terlalu kaku. Namun sebaliknya, perlu memperbolehkan proses tawar-menawar.”
Ini nih yang bikin kebanyakan suku Tionghoa sukses dalam berbisnis, khususnya dagang. Mereka memperlakukan pelanggan sebagai “raja”. Pepatah yang dituturkan Ann Wan Seng di atas sering kali diamini.
Coba lihat deh gaya dagang orang Tionghoa, mereka biasanya gak cuek sama pelanggan tetapi berinteraksi. Makanya, gak heran kawasan Glodok yang terkenal dengan perdagangan barang-barang elektroniknya masih hidup hingga sekarang.
5. “Orang yang tidak bisa tersenyum dilarang membuka toko.”
Sebagaimana udah disinggung di poin sebelumnya, orang Tionghoa emang jago banget berdagang. Salah satunya karena prinsip yang dianut mereka ini.
Kamu pun bisa menerapkannya bila terjun berdagang. Kamu perlu bersikap ramah pada pelanggan agar toko kamu laris-manis. Ingat, faktor kesuksesan sebuah usaha bukan cuma karena harganya yang murah tetapi malah lebih ke servis yang diberikan.
Coba deh lihat beberapa restoran mewah. Sebenarnya menu yang mereka hadirkan bisa aja sama dengan yang ada di kaki lima. Akan tetapi, pelanggan mencari layanan yang berbeda dengan pelayanan yang ramah pula.
6. “Menyimpang seinci, rugi seribu batu.”
Buat kebanyakan suku Tionghoa, mereka sangat mengutamakan catatan pemasukan dan pengeluaran. Jadi, gak ada ceritanya pengeluaran “siluman” karena teledor.
7. “Jangan cemas harapan yang belum tiba, jangan sia-sia menyesali apa yang sudah lalu.”
Bukan berarti kebanyakan suku Tionghoa gak ada gagalnya, mereka pun sama seperti kita bisa alami kegagalan dan harap-harap cemas.
Akan tetapi, prinsip ini mengajarkan buat gak menyesali apa yang udah berlalu secara berlarut-larut. Kemudian, jangan pula terlalu cemas sama beberapa harapan yang belum kesampaian.
Daripada overthinking, lebih baik bekerja dan bekerja semampu kita sesuai pepatah berikut ini.
8. “Keberhasilan terbesar kita bukanlah karena kita tidak pernah gagal, tetapi bagaimana kita bangkit setiap kali kita mengalami kegagalan.”
Yap! Confucius bilang daripada terus-menerus meratapi kegagalan, bakal lebih bijaksana kalau kita berusaha buat bangkit dari kegagalan tersebut.
9. “Berpikirlah untuk tiga keturunan.”
Yang gak kalah bijaksana adalah kutipan satu ini, pepatah di atas mengajarkan buat gak mikirin diri sendiri aja. Lebih jauh dari itu, saat kamu mengejar kesuksesan, kamu perlu memikirkan keturunan kamu pula.
Dengan gitu, kamu gak bakal puas dengan pencapaian yang udah kamu gapai. Akan tetapi, kamu bakal berpikir apakah pencapaian tersebut cukup buat keturunan kamu selanjutnya.
Gak heran, banyak orang Tionghoa yang sukses turun-temurun karena mereka selalu punya warisan buat generasi mereka selanjutnya.
Beberapa prinsip hidup orang Tionghoa terdengar berat? Sebenarnya berat atau gaknya adalah soal kebiasaan aja.
Kalau kamu membiasakan diri buat berhemat dan bekerja keras, lama-lama kamu pun udah kebal dengan “rasa sakit”. Ingat aja, toh kamu di masa mendatang bisa hidup enak.
Yuk, contek pepatah-pepatah Tionghoa di atas buat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari kita.
No comments:
Post a Comment